Powered By Blogger

Wednesday, May 05, 2010

Our Destiny Be Complicated ( 4,5,6 )


(Lanjutan dari... Our Destiny Be Complicated 1,2,3)

OUR DESTINY BE COMPLICATED (4,5,6)

BAB.4

Tetap dia yang jadi pikiranku yang utama saat ini yaitu Ezy ku, aku kangen banget sama dia pengen banget ketemu sama dia, walaupun baru tadi siang aku melepaskan kepergiannya untuk kembali ke kota asalnya, namun aku sudah tidak sabar menunggu agar bisa ketemu sama dia  kenapa dia belum kasih kabar? Ada apa dengan dia? Apa dia masih sibuk kangen2an sama keluarga besarnya? Atau dia masih capek? Aku sangat khawatir sama dia…http://www.blogger.com/img/blank.gif

Sudah beberapa hari Ezy tetap belum mengabariku, kemana dia handphone nya juga nggak aktif, kenapa aku jadi posesif gini…apakah wajar rasa ini Tuhan…tiba-tiba handphoneku bunyi aku harap itu dari Zie… “hallo Ze?” sautku tidak sabaran karena aku sangat ingin tahu kabar dia “Ze…?Ze siapa Vie?” OMG… ternyata bang Oby disana, aku langsung terdiam nggak tahu harus berkata apa.. “ Vie…aku jemput kamu ya? Aku udah ada di depan rumah kamu, kamu ganti baju ikut aku!” tanpa menunggu jawabanku bang Oby langsung menutup telfonnya…

Angin malam berhembus menyapu wajahku, di dapan mobil bang Oby, tepatnya ada di atas bukit yang tidak terlalu tinggi, namun pemandangan kota masih bisa terlihat dan mempesona bathin semua yang melihatnya… “Vie…” bang Oby mencoba untuk membuka kalimatnya, namun aku hanya terdiam dan pikiranku sedikit bisa menebak hal apa yang mau di bicarakannya, pasti berhubungan dengan Ezy…ntahlah tiba-tiba aku menangis di pundak bang Oby tanpa sadar tengisku semakin kencang… “udah Vie…aku tahu perasaanmu…” sepertinya bang Oby tahu banyak tentangku dan juga tentang Ezy… jadi tidak perlu menceritakan lagi padanya karena dia cepat sekali memahami seseorang…apalagi seorang sahabat dia sendiri… “Vie…boleh abang tanya?” akupun mengangguk… “tanya aja bang…”~ “Vie Cinta sama bang Ezy?” aku mengangguk dan lagi-lagi ku tak peduli lagi penilaian terhadapku “aku memang pengkhianat persabatan kita bang…Vie akui Vie salah…im so sorry…”~ “ Vie…abang nggak mau tanya alasan dan kenapa kamu bisa suka sama dia, tapi abang udah terlanjur tahu masalah kamu, memang abang nggak mau tau urusan orang lain tapi perlu kamu tahu Vie, abang paling nggak tega liat sahabat abang sedih terus…” aku tetap terdiam dan terdiam, sepertinya bang Oby sangat paham tentangku, tidak biasanya nada suaranya lantang namun kali ini dia lebih halus dan tenang menghadapiku… “ Vie, hidup harus jalan, live must go on…abang nggak mau kamu punya harapan kosong…” im speachlezz bout it... “ di jalanin alurnya, tapi satu hal dengan santai, biarlah semuanya nggak tahu dan kamu nggak perlu cerita percaya sama abang bila memang ada jalan, kamu pasti bisa…berjuang ya Vie…abang sayang sama Vierent, abang nggak mau liat kesedihan di raut muka Vie lagi okey...aku menganguk pelan sambil mengusap pipiku yang basah...



Sejak saat itu bersama bang Oby, aku sedikit bisa tegar menghadapi semuanya, terutama menghadapi Ezy yang kurang jelas keadaanya kini dia gimana dan akupun tak tahu lagi harus menghubungi siapa, semua media yang dapat menghubungkanku dengannya sudah terputus, ntahlah aku sangat khawatir namun kini ku sedikit bisa tenang karena bang Oby sudah mengetahui apa yang terjadi, kumerasakan tak menanggung ini sendiri, dan dia selalu mengingatkanku di saat aku mulai menyendiri kadang melamun dan sebagainya yang memang tidak bisa dipungkiri bahwa tidak gampang bisa melupakan orang yang sudah mengisi separuh otak kita dengan orang yang sangat kita specialkan...





BABQ5

Tidak terasa genap enam tahun sudah aku berpisah dengan sahabat-sahabatku, waktu begitu singkat sekali, kini semua sudah kembali ke kota masing-masing, Chipun demikian dia ikut merantau bersama kakaknya yang tinggal di Aceh, bang Oby dia mengambil ilmu Arsitek di kota asalnya, yang memang aku akui dia memang jago soal itu..., Hafzil dia sudah kerja dan hidup mandiri tanpa ada bang Oby sepupunya lagi , Fachrezy...ntahlah dia sudah tidak ada kabar, aku sudah sangat tidak mengetahui apa yang dilakukannya sekarang, semoga saja dia baik-baik saja amien..., dan aku sendiri sudah bekerja di salah satu perusahaan Vallbury, dan aku sangat bersyukur sekali atas karunia ini...walaupun tidak ada satupun yang mengisi di relung hati namun aku yakin semua sahabat2ku meskipun jauh namun mereka selalu ada... 
“Cin, makan yuk...” salah seorang rekan kerja menawariku namanya Miera, dia suda biasa memanggilku dengan sebutan ‘CINTA’, usianya selisih beberapa tahun dari usiaku, dia sangat dewasa sekali sehingga aku lebih suka memanggilya dengan sebutan ‘MOM/MUM’ karena dia sangat luwes sekali memperlakukanku, ku akui dia sangat sayang banget sama aku, begitupun aku...  “ hari ini kita maem apa mum?” “hari ini mum bawa bekal lebih nich Cin...kita maem bereng2 yuk...” ajaknya pelan padaku, akhirnya kita makan bekal Mum Miera sama2, kebiasaan Mum emang kek gitu makanya aku sangat mengaguminya dia sangat perhatian sekali terhadapku ataupun dengan teman yang lainnya, dia sangat mandiri dari kecil, aku salut sekali terhadapnya, dia sangat cocok banget jadi Mamiku hehehe...Love u Mum Miera ku sayang... “Cin, tar kita jalan2 yuk, Mum mau cari something nech buat cowok Mum...” dengan melahap sisa nugget dia sangat lucu, mulutnya sangat mungil hidungnya kecil mancung, yeah...memang ku akui dia sangat cantik sekali nggak jauh beda sama gadis yang ada di Arab atau India  nggak heran banyak cowok yang mendekatinya, namun sayang Mum ku orangnya sangat setia sehingga tidak ada sela sedikitpun buat cowok yang ingin mendekatinya...pertahankan itu Mum ku... 
“Ech Cin Cin...” sambil sedikit menepuk pundakku dari samping Mum berkata dengan lirih sepertinya ada yang ingin di sampaikannya padaku namun tidak ingin ada orang yang tahu tentang ini, ntahlah apa yang ingin di sampaikannya , sembari aku sangat sibuk memilih barang yang sangat menarik perhatianku sajak pertama kali masuk di salah satu counter yang ada di mall ini, kemudia ku menoleh Mum dengan pandangan tanda tanya dengan sedikit tersenyum ke arahnya “ Cin kamu perhatikan Cowok itu..” dengan menunjuk ke arah 3 orang Cowok yang juga sedang sibuk dengan apa yang di perhatikannya “ memangnya ada apa Mum...? katanya Mum udah nggak mau tahu tentang cowok kalo tidak cowok Mum, tapi kuq sekarang genit hayow ada apa??? Mau berpaling yaaaa..?” sedikit dengan nada menggoda Mum diapun langsung melotot ke arahku “ Enak aja kamu Cin, nggak lah... maksut Mum khan nggak seperti itu Cinta, dia cakep banget Cinta, dia cocok banget sama kamu...” haiz....gantian aku sekarang yang melotot ke arah dia “ waduw Mum...bisa aja dech.. nggak ach itu mah selera temen kita si Beby sukanya khan Arab2 kayak gitu, nggak ach aku nggak suka! Lagian Mum tahu ndiri khan aku paling illpil ma yang namanya Arab...hellow Tolong dech...just enough Mum...” pintaku “Hahahahaha....lucu kamu Cinta...kamu illpil ma orang Arab yach...Hahahahaha lha depan kamu nuch siapa Cinta kalo buka Arab...” dengan menunjuk dirinya sendiri Mum Miera tetap ketawa kali ini ketawanya tambah keras sehingga semua orang yang ada di toko yang kita datengi menoleh ke arah kita, tek terkecuali dengan ke tiga cowok yang di maksud Mum Miera tadi ‘Duch’ pikirku dengan wajah sedikit pucat karena aku sangat yankin cowok arab tadi mendengan dengan jelas pembicaraan kita, aku sangat takut sekali mukanya sedikit sangat dan sedikit mafia T_T ‘ maaf Om...’ pikirku sejenak dalam bathin.. ntahlah dia muda atau tua nggak penting yang keliatan hanya mkanya sangat sangar hikz... tanpa kompromi lagi aku segera mengandeng keluar tangan Mum agar bisa lolos dari semua... sesampai di Foodcourt Mum Miera tetep ketawa dengan kejadian tadi ckckck “ udah dung Mum...setengah mati aku takut banget ma wajah sangarnya tadi sumpah ikz...” mohonku “ tenang Cin emang kebanyakan orang yang punya wajah kayak gitu keliatannya aja seperti itu, tapi Mum yakin dia sosok yang baik qiqiqiqi...” mulai dech jadi peramal... “ ya...semoga aja kita nggak bakal ketemu ma orang itu lagi Mum, bener2 malu bukan main, dia pasti dengar tadi...”
“HAHAHAHAHA......” tawa Beby bukan kepalang setelah mendengar cerita Mum soal kejadian yang menimpa kita kemarin... “ Mbak Vierent emang takut itu bukannya illpil ma Arab hahahahaha...” udah dech ketemu Beby udah topicnya sama aja dasar Arabian dari Solo huft... “ Ech...mbak2 minggu depan Ultah Beby pada dateng ya... tik tak kenalin ma Andrew cowok Beby yang juga Arab mbak tapi yang satu ini dia beda dijamin pilihan Beby yang paling TOP hahaha, Tak jamin juga di pestaku ntar banyak orang sangarnya Hahahahhaha mbak Vie boleh milih satu ntar atau lima dech hehehehe...” dasar pikirku, orang sangar maksudnya disini orang Arab hehehe..., tapi aku seneng banget guyonan Beby sangat natural, siapapun yang mendengarnya di jamin ngakak dot com dan nggak ada acara tersinggung itu intinya, Love u Beby... dengan adanya kamu disini kantor ini serasa sangat berwarna...apalagi kalau sudah ada si Dini sahabat Beby yang nggak kalah konyolnya sama dia jadi gila lama2 ngumpul bareng mereka, namun di bawa enak aja biar nggak stres mikirin problem kerja ect...
Memang suaqsana kantor sangat nyaman, membuat ku lupa akan semua masalah yang ada pada diriku, tapi tetep aja selepas pulang dari kantor pikiran itu tetap menghantui hari-hariku, tapi aku tidak menyalahkan keadaan, inilah takdir dari Tuhan yang harus ku jalani, semoga apa yang menjadi kehendaknya membuatku semakin dewasa dalam menghadapi hari2ku...amien...
Ntahlah malam ini aku jadi ingin sedikit flasback akan suatu pengorbanan seorang teman aku sewaktu aku masih tinggal di Surabaya dan harus menuntut ilmu disana, namanya Sasa, dia rela meninggalkan cowoknya demi kebahagiaan si cowok, karena Sasa sangat yakin bahwa cowok itu tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan darinya, Sasa dia rela di usir dari rumah karena dia telah hamil, namun Sasa tidak mau hidup dengan cowoknya, karena Sasa sangat yakin juga cowok itu tidak begitu mencintainya. Memang sekilas dipikir sangatlah bodoh, namun dia sangat tulus dan ikhlas demi kebahagiaan cowoknya dia rela sengsara... ntahlah kini dia dimana, wish you all the best my friend...mzu...
Dengan bercermin masalah itu, aku sangat bersyukur sekali karena aku lebih beruntung di banding temen aku, aku sangat yakin Tuhan punya rencana lain di balik ini semua untukku, Sasa ataupun yang lainnya...
Malam semakin larut dan menjalang pagi, namun mataku tidak merasa berat, hanya saja aku harus memaksakannya untuk staminaku, dengan sedikit lantunan music di sebelahku, aku merasakan nyaman dan menghantarku terlelap menuju mimpi indahku...nite...
“ Cint, ada undangan dari Beby...” sapa Mum Miera pagi-pagi sewaktu ku tiba di kantor dengan menunjuk ke arah meja kerjaku, aku sudah bisa menebak mungkin itu undangan ULTAH Beby yang kapan hari sudah di bahasnya. Setelah ku buka dan ku baca Undangan itu ternyata dugaanku sama sekali tidak meleset, undangannya sangat menarik sekali dan disitu diwajibkan untuk memakai dresscode, yang cowok harus memakai dresscode warna hitam dan cewek warna putih, dasar Gothic pikirku, tapi memang sangat menarik, membuatku penasaran dan membayangkan suasana pestanya nanti dengan sedikit menghayal akan sebuah dresscode, tapi apa aku punya ya baju pesta warna putih? Ach ada-ada saja si Beby ngerjain orang bener hmmm.... tapi kreatif, aku sangat suka dengan idenya... “ Cint, kira-kira kamu dateng nggak Cint...?” sedikit mengangkat bahu tanda masih bimbang “ Hi..hi kakak2ku yang cantik-cantik kudu datang! Harus dan wajib! Datang pokoknya yach...mbak Miera juga bisa bawa cowoknya, khusus buat mbak Vierent, aku udah merecomendasikan mbak Vie pada temen2 Ontaku hehehehhe...jadi wajib datang yach mbak..dijamin tidak mengecewakan...” dengan sedikit genis dia meninggalkan ciuman nakal pada kita berdua, aku dan Mum Miera hanya bisa melihat Beby yang sedikit manja namun tegas itu dengan senyuman ckckckckck... “ Nanti kita ke butik Mum, cari dresscode, aku ragu dengan koleksi gaun pestaku, kayaknya koleksi yang warna putih udah lambreta banget...”
Diperjalanan kebutik di tengah jalan sekilas sepertinya aku melihat sosok di depan toko bunga yang aku sangat kenal sekali dengan wajah itu, dengan tiba2 rem kuinjak mendadak tanpa peduli disebelahku ada Mum Miera yang dengan santai mendengarkan music... “ OMG...CINTA....ADA APA INI? YA AMPUN CINT....” aku tak memperdulikan protes Mum dan ku langsung turun dari mobil dan berlari ke arah orang yang ku maksud “ baang....” ku panggil orang itu, kemudian diapun menoleh kearahku, akupun tanpa ragu-ragu akupun memeluk orang itu, serasa kangen yang selama ini menumpuk hilang seketika dan akupun sedikit menitikkan air mataku, namun sedikit aneh disini dia sangat dingin sekali, apakah aku salah orang? Tidak, aku yakin, aku sangat yakin... “Vierent?” sapa lirih seorang perempuan yang ada di belakangku, dan akupun melepas pelan pelukanku terhadap badan yang tegap itu “ kak Asti...?” balasku kepada sosok perempuan yang ku ketahui dia adalah kakak kelasku sewaktu SMA yang juga dia sebagai sekretaris OSIS pada masanya “ Kak Asti kuq ada disini...?” tanyaku sedikit curiga “ iya Vie...aku lagi pesen bunga buat acara pertunanganku minggu depan datang yach...” dengan senyuman dia sangat bangga menyampaikan berita itu padaku “ oyach..? wah cowok itu sangat beruntung sekali...anak mana, aku pasti datang...” ucapku dengan menyalaminya “ itu yang ada di belakangmu, itu calonku...” serasa di sambar petir sedikit tidak percaya dan akupun membalikkan badanku ke pria itu dengan wajah yang penuh kecewa bercampur dengan hati yang kalut, ntah harus mengucap apa... “ selamat yach...” just it yang bisa ku sampaikan pada sosok yang selama ini ku kagumi dan yang paling ku rindukan kehadirannya...dengan muka yang membisu pula cowok itu lalu mengangguk ke arahku... “ i have to go right now...maaf yach one againt...congrats yach buat kalian...bye...” akupun berlalu menuju mobil yang di dalamnya telah menunggu kehadiranku “ emang siapa tadi Cinta?” tanya Mum padaku, tanpa menjawab akupun melajukan mobilku dengan kencang, sesekali Mum Miera berteriak ketakutan, sampai di pertigaan jalan yang sepi aku menghentikan mobil, swerasa tak kuasa menahan semuanya, akupun menangis sejadi-jadinya di atas setir yang tak ku pedulikan bunyi klakson terus berbunyi karena kepencet oleh kepalaku sendiri... sepertinya Mum Miera sedikit bisa memahamiku tanpa bertanya lagi padaku, yang kemudian dia menepuk pundakku dengan halus... “ udah ikhlas yach sayang... semua ada hikmah di balik ini semua, yakinlah bahwa Tuhan tidak tidur key...”
Rasanya sungguh tidak bisa di percaya sama sekali, kenapa ini semua terjadi...mana semua janji yang udah di ucapkan? Apakah semua hanya semu? Kenapa semua itu penuh dengan kebohongan...? kenapa-kenapa... “ kak...ada telepon...” dari balik pintu terdengar suara adikku memanggil, sejenak ku tertegun, tumben ada telepon lewat telepon rumah? Akupun melihat Hp ku dan ternyata lowbat...akupun bergegas keluar untuk menerimanya... “hallo...?” sapaku “Vie, ini abang...” tanpa menyebutkan namanya aku sudah bisa menebaknya disana terdengar suara yang tidak asing bagiku “ bang Oby? Tumben bang?” tanyaku karena sudah sebulan mungkin tidak mengabariku sama sekali “ Vie, abang Cuma mau kasih tau sama kamu, jangan terlalu di pikirkan ya” sepertinya bang Oby tahu masalahku ach ntahlah dia tahu dari siapa yang jelas memang bang Oby cepat sekali tanggap dengan semua masalah-masalah yang menginggapiku “ tenang aja bang, aku nggak seberapa mikirin kuq, aku yakin semua ini adalah perjalanan yang harus aku jalani, dengan begitu aku sudah terbiasa melewati terjalnya kehidupan” cobaku tegar menimpali nasihat bang Oby... “ bagus kalau begitu, Vie...perlu kamu tahu kamu terlalu baik buat dia key...” selalunya dia berkata yang bisa buatku fight lagi... yeah biarkan Ezy dengan dunianya bersama calon istrinya, dan aku, aku harus tetap melihat kedepan dan tak perlu menoleh kebelakang lagi, karena itu hanya buatku semakin terpuruk.
“Pagi Duniaaaaaaa...!!!” Sapaku pagi ini di kantor, terlihat mereka antusias menjawab sapaku, namun satu orang yang melihatku dengan tatapan bengong, siapa lagi kalau bukan Mum Miera yang jelas-jelas mengetahuiku seperti apa aku kemarin, namun ku tak menjelaskan apapun kepada Mum kenapa aku sudah kembalui ceria diapun tersenyum lega ke arahku dan ku membalas senyumanku dengan senyum yang paling manis di pagi ini 
Memang di katakan cukup drastis kepulihanku dari masalah yang kemarin, namun ku pikir untuk apa semua itu di pikir terus menerus, biarlah dia hidup dengan kebahagiaannya, ku disini hanya bisa berdoa atas semua keputusannya...





BABQ 6
“Cin, tiba-tiba kuq aku pengen banget adopsi anak ya?” sedikit kaget mendengar Mum Miera bilang hal itu di sela2 ku mengerjakan materi presentasi siang nanti “ha? Kenapa mum?” tanyaku penasaran “iya tiba2 aku pengen banget ngerawat baby gitu cint...” “mum ada-ada aja ikz..” sembari ku melanjutkan pekerjaanku... “tapi ide yang bagus tuch mum aku setuju tapi ntar kalau kita sibuk kerja siapa yang rawat?” sedikit memikirkan kata-kataku mum langsung terdiam... “cint...gimana kalau kita adopsi sama-sama?” “ha?!” kagetku “kita? aku juga mum?” mencoba meyakinkan usulan mum... dan diapun mengangguk... “nggak salah nich?aku nggak jago buat rawat bby mum,,, tapi usul yang bagus sich coba dech ntar aku pikirin lagi key...” mum miera langsung sumringah mendengar jawabanku meskipun jawaban itu belum 100% aku setuju.
Sampai dirumah aku memikirkan apa iya mantab aku mengadopsi anak? Bilamana anak itu di ambil di panti asuhan berarti anak itu tanpa status yang jelas dan apakah harus yang masih bayi? Ach sungguh buatku berpikir keras, namun memang ide itu aku sangat suka, mengingat aku sudah cukup dewasa, belum juga menemukan pasangan yang serius dan nggak mungkin aku menunggu Ezy yang jelas-jelas dia telah mengkhianatiku dengan orang yang aku kenal,,,huft...yasudahlah aku ikhlas menerima itu semua dan aku sangat yakin Tuhan menunjukkan itu semua karena Tuhan tahu yang terbaik untukku. Ngomongin dan mikirin tentang adopsi tiba-tiba aku teringat dengan Sari teman SMA ku yang telah di hamili pacar yang tidak bertanggung jawabnya itu, ach apa nggak sebaiknya aku mencari informasi tantang anak itu, ach alangkah sebaiknya aku mengadopsi anak itu supaya Sari tidak terbebani dengan semua itu dan dia bisa menggapai cita-citanya yang tertunda? Besok aku akan cari tahu...
Keesokan harinya terlihat mum Miera sudah duduk manis di sebelah mejaku untuk menagih jawaban atas pertanyaannya tadi, terlihat mum senyum-senyum sendiri “ Aku udah tahu mum pasti sudah tidak sabar dengan jawaban aku khan soal adopsi anak itu?” tanyaku sudah bisa menebak, dan diapun tersenyum “ iya dunk...gimana-gimana?” aku membalas tersenyum padanya “seep, aku setuju dan aku sudah menemukan siapa yang harus kita adopsi” terlihat mum terbelalak sepertinya dia tidak percaya dengan keputusanku yang plus-plus dengan siapa yang kita adopsi, dan akupun telah menjelaskan sama dia bahwa anak yang kita adopsi adalah tak lain bukan anak dari teman ku Sari, anaknya baru umur 2 tahun dan anaknya di titipin ke pati asuhan karena orang tuanya tidak mau menerima kehadirannya beserta babynya dan aku telah menceritakan sebab-sebabnya ke mum Miera “Trus Cint sekarang Sari dimana? Nama bby nya siapa?cewek/cowok?” tanyanya penasaran “Sari dia bekerja jadi TKI, tapi dia rajin mengontrol by phone ke pantinya, anaknya cowok namanya Xelo, aku udah tlp Sari, dan dia sangat setuju bila kita mengadopsi anaknya, dia sangat berterima kasih sekali, tapi disini sepertinya kita jangan begitu terikat dengan peraturan kita sendiri ya Mum, aku kasihan sama dia, ya kita anggap ini pembelajaran atau apalah, aku nggak tega kalau misal suatu hari dia minta kembali anaknya gimana?” Mum pun tersenyum tanda setuju dengan ucapanku, emang kita sama-sama nggak tegaan orangnya... “yaudah Cint besok kita ke panti dulu sebelum ke butik ambil Baju buat ke pesta Beby ya” aku mengangguk dan tersenyum padanya.
Rasa deg-degan kali ini tidak hanya dimiliki olehku namun juga mum Miera, wajar pengen lihat anak yang mau kita adopsi bareng-bareng dalam perjalanan terlihat kita sangat gugup dan lebih banyak berdiam diri, ntahlah khayalan apa yang menghinggap pikiran Mum, terlihat Mum Miera senyum-senyum sendiri, biarlah dia dengan khayalan termanisnya... “Cint...” aku menoleh ke arahnya sembari mengemudikan mobil “ Semoga aja anaknya nggak bandel yach” khawatirnya dan akupun tersenyum ke arahku...
“ Akhirnya...kita udah nyampe bun...turun yuk...” ajakku, namun kali ini mum keliatannya enggan untuk turun kenapa juga, myb masih gugup...akhirnya tidak berselang lama Mum pun turun dari mobil, melihat bangunan panti yang tidak seberapa besar, terlihat beberapa anak bermain di halaman depan dan samping, terlihat wajah-wajah yang polos tanpa beban pikiran, namun ntahlah semakin besar apa kepolosan itu bisa berubah dengan pikiran kesepian tanpa keluarga? Hikz...sedih melihat pemandangan seperti itu, namun semua yang aku pikirkan tidak selamanya benar, mereka bahagia sangat bahagia sekali, mencoba untuk memutar pikiranku sendiri agar tidak terlarut dengan suasana dan pemandangan itu semua.
“Sebentar saya panggilkan anaknya...” sekian lama kita berbincang dengan seorang ibu paruh baya yang mengaku sebagai ketua yayasan itupun menjeput anak yang ingin kita adopsi.. memang ada sedikit rasa deg-degan namun kali ini aku yakin anaknya tidak bandel, kerena Sari telah menggambarkan ciri anaknya waktu itu padaku...
How so sweet i think...begitu manis dan sedikit pemalu, sepertinya dia tidak begitu menyukai keramaian yang membuat dia tidak nyaman, terlihat dia sembunyi di belakang ibu panti itu dengan menggigit jarinya, lucu sekali, terlihat Mum Miera sedikit membujuknya agar mau di peluk dan di ajak ngobrol, sedikit demi sedikit rayuan maut yang di keluarkan Mum Miera akhirnya berhasil juga, anak yang diketahui bernama Satria itupun mau melepaskan pelukan dari Ibu panti tersebut menuju ke Mum Miera, terlihat sangat manis sekali pemandangan itu, pemandangan yang sangat mengharukan, seperti Bunda yang lama sekali tidak bertemu dengan anaknya, dan sebaliknya, memang Satria sangat mengharapkan kehadiran sang Bunda lebih-lebih kehadiran sang Ayah...ach sangat mengharukan i think ... sedikit-sedikit ku menarik nafas panjang... melihat seperti itu rasanya ingin sekali membawa anak itu pulang kerumah...namun sayang kesepakatan kami untuk mengadopsi anak itu hanya melewati panti itu, kami tidak membawanya pulang, karena alasan kesibukan kita masing-masing, kita hanya mengirim sesuatu yang di butuhkan Satria dan sesekali mengajaknya keluar, namun lepas dari itu semua kami sangat menyayanginya...
Terlihat sangat berat Mum Miera melepas perpisahan itu, namun kita harus segera pulang karena hari sudah mulai gelap, besok Mum Miera bakal kesini untuk menjenguknya lagi dan sepertinya kita sangat terhipnotis sekali terhadap anak itu, memang sangat manis sekali, akupun sangat menyukai anak itu...

(BERSAMBUNG... PART 7)

No comments:

Post a Comment

its mine

its mine
http://auxelyachinta.blogspot.com/ and http://luvlyduncha.blogspot.com/