ku ingin semua yang ada, jadikannya lebih indah dan lebih hidup disini dan hanya karna engkau AKU ADA....
Wednesday, May 05, 2010
Our Destiny Be Complicated ( 2-3 )
(Lanjuitan dari...)
OUR DESTINY BE COMPLICATED (1)
BAB.2
Pagi yang sangat cerah, melihat ruangan yang sangat gaduh dengan suara-suara yang ntah apa saja yang dibahas oleh teman-temanku itu, akupun sibuk dengan lamunanku yang sekilas memikirkan sosok Ezy, bang Fachrezy yang begitu berwibawa ternyata, tapi…aku tiba-tiba sedih kerana mengingat dia disini bukan siswa tetap melainkan siswa antar sekolah hikz… kenapa…?
“ Lagi ngelamunin apa hayo…” bentak Chili dari belakang “ Chi...” sedikit ku mencubit dia di bagian pinggangnya… “ Chi… menurutmu bang Ezy gimana?” dengan wajah curiga Chili pun mulai bertanya “ maksud kamu Vie? Kamu sama Ezy atau Cuma Ezy nya doank…?” sedikit dengan candaanya dia mengodaku “ Chi… taula arah tujuan pembicaraanku c’mon…” “Vie…bukannya apa yach…sekarang gini, aku mencoba realitas aja, kita lum tahu siapa Ezy ya khan… dia disini dia baru 2 bulan… aslinya kita nggak seperti apa dia di tempat asalnya, pergaulannya kek apa ya khan…?” dan bla bla bla Chili mewanti-wanti aku untuk segera terbangun dari lamunan yang sedari tadi sudah terbangun... akupun menganguk ke arahnya tanpa berkata-kata “ yaudah sekarang kita baik aja ma dia, tapi kita kontrol emosi kita key…?”
Malam semakin larut dan akupun tak bias melelapkan mataku sedikitpun bilaa rasakuu ini rasamuu... tiba-tiba ku dengar lagu krispatih yang sengaja aku set sebagai nada dering phonecell ku “ hallo…?” sapaku tanpa melihat siapa yang menghubungi “ malam Vie…” aku tertegun seketika lalu melihat kembali layer phonecell ku OMG… ternyata bang Ezy… mau apa dia atau just… rasa seneng bercampur tanda tanya dalam hati “oh… iya… ada apa bang…?” tanyaku sedikit gugup “maaf ya Vie…abang dah ganggu tidur kamu…” “oh nggak kuq bang Vie belum bobo…nggak tau nech mata nggak bias di ajak bobo…” dan kitapun ngobrol ntah kemana arah tujuanpun tidak seberapa jelas namun aku merasa senang karena aku bias ngobrol lama dengan orang yang aku segani akhir-akhir ini…
Kali ini ku melihat yang menjemputku bukan lagi bang Oby karena ku tahu bang Oby masih sakit, terlihat mobil merah melaju pelan kea rah rumahku… terlihat sosok tegap turun dari kendaraan itu… “pagi Vie…” OMG ganteng banget sich…Fachrezy…memang jarang bang Oby dan Bang Oby serta Hafzil berangkat sama-sama, karena memang rumor yang beredar Ezy termasuk orang yang berada, sehingga dia disini sudah berfasilitas mobil, namun untuk rumah mungkin dipikir rugi untuk tinggal sementara sehingga dia menerima tawaran baik bang Oby untuk tinggal bersamanya, mengingat bang Oby hanya tinggal berdua dengan Hazil…
“kenapa kamu Vie..?diem aja dari tadi?” dengan mengendalikan setirnya bang Ezy bertanya padaku ”nggak bang...Cuma rada dikit ngantuk aja...” “owh, mungkin karena semalam abang telfon khan?ywdh kapan lagi abang gak akan ganggu kamu dengan tefon2 kamu lagi tengah malam…” “ach nggak kuq bang, Vie malah seneng abang telfon, Vie udah biasa kena insomia, malahan Vie thanks banget dah di ajak ngobrol pek ngantuk…” ach…nggak kuat rasanya melihat sorotan matanya…teduh banget…
Ku melihat parkiran seketika dan aku tidak meihat Chili…aku takut Chi salah paham denganku dengan semua ini meskipun sebenarnya harapan itu ada… “Vie…tar pulang sama2 lagi yach, mau khan temenin ke toko buku?” tawar bang Ezy padaku, dan akupun mengangguk tanpa piker panjang… dan pamitlah dia menuju kelasnya yang berseberangan dengan kelasku… “Hai Chantik…!” sapa Chi mengagetkanku dengan clingak clinguk khawatir apa dia melihatku turun dari mobil Ezy tadi? Mudah-mudahan aja nggak… “kenapa sich Vie, kuq keliatan binggung gitu…yuk ke kelas, aku mau certain sesuatu ke kamu…” huft..lega rasanya ternyata dia tidak melihatku…
Sesampai di kelas dia sangat antusias sekali menceritakan keadaan bang Oby yang tadi pagi sudah mengabari keadaanya lewat telfon sama Chi…dan menceritakan banwa Hafzil telah menghubunginya semalam, dan tepatnya tengah malam…andai aku bias menceritakan banhwa keadaanku sama sepertinya, namun aku takut… “ Vie… ntar pulang sekolah ke toko buku yuk…” mataku langsung terbelalak nggak percaya kuq bias kebetulan gitu sich… “Vie? mau nggak?” Tanya Chi lagi kepadaku… “ng? iya iya aku mau pulang sekolah khan….” Aku bingung harus bagaimana… ach liat ntar dech…
Jam menunjukkan pukul 13.15 WIB sudah saatnya sekolahku memuangkan muri-muridnya yang dari pagi suda mengasah otaknya untuk masa depannya “ yuk Vie cepetan ntik bemo nya keburu penuh…” kebiasaan Chi yang tidak berubah, berebut angkot supaya tidak telat sampai kerumah… dengan menyeret tanganku setengah berlari tiba2 bang Ezy menghadang langkah kita di depan pintu kelas “ Ech… mau kemana nech kuq buru2…?” dengan setengah pandangannya ke arahku penuh tanda Tanya karena aku sudah janji padanya tadi pagi… “ ma’af bang kita harus buru2 ke toko buku nech…” ech…sama dung aku juga mau ke took buku nech sama…” sebelum dia melanjutkan kalimatnya yang mengarah penyebutan kea rah namaku, aku tiba2 memotongnya “sama-sama aja yach khan bang…” dengan wajah penuh khawatir “yup Vie bener, yaudah kita berangkat sama2, setelah itu kita ke rumah bang Oby, gimana?” pintar sekali pikirku dengan kalimat seperti itu, aku yakin hati dia searah denganku qiqiqiqiqiqi narziznya aku… “Bolehlah…” jawab Chi…
Diam-diam ku mulai memperhatikan keseriusan bang Ezy yang sangat hati-hati memilih buku yang berkualitas… “ough…ma’af2 mbak nggak sengaja…” berucap maafku pada pegawai disitu yang sudah membawa banyak buku, namun saying aku menabraknya karena konsentrasiku terpecah hanya untuk memperhatikan Ezy… dan sekarang aku menyesal banget karena kini aku yang menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di toko buku ini tidak terkecuali Ezy dengan sedikit senyum yang menghiasi bibirya….achhhh Maluuuuuuu…hikz… pengen ku cepat2 nyapai rumah achhhhhh…
Terpaksa di dalam mobil aku hanya diam dan diam karena malu atas kejadian yang tadi... ” keknya aku harus pulang dulu dech...gpp khan…” pintaku ke Chi dan bang Ezy… “lha napa Vie…” Tanya Chi seketika “aku lupa Chi, tadi mama pesen aku harus pulang cepet, suruh Bantu beliau ntar malam ada acara dirumah, salam aja ma bang Oby yach…” alibi ku “ aku merasakan penyesalan pada diri Chi…maaf sobat aku sangat malu sekali dengan kejadian tadi… aku nggak bisa menatap Ezy… “yaudah gpp, maybe lain hari aja, nggak ussah dipaksain kalau memang tidak bisa Vie…” bang Ezy mencoba pengertian terhadapku… sangat dewasa sekali… akupun tersenyum ke arah mereka berdua… tidak terasa sudah sampai di depan rumahku, setelah berpamitan akupun segera turun dari mobil mewah itu menuju ke dalam rumahku, sesampai dikamar tiba2 bunyi SMS dan aku segera mengambil dari dalam tas dan kubaca “take care yach…mzu…Ezy…” OMG sempet2nya dia ngirim sms padahal dia lagi nyetir… “ok, hati2 ketangkap polisi ntar kalo ketauan mainan Hp sambil nyetir qiqiqiqi…” balasku, dan akupun langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang sudah dari tadi bermandikan keringat yang sudah tidak tau lagi bentuk dan baunya hehehe…
Memang sejak bang Oby sakit, intensitas ketemu antara kita berlima aku, Chili, Oby, Hafzil dan Fachrezy sangat sering, begitupun juga untuk waktu aku dan Ezy sampai akhirnya kita tidak sadar terdapat perasaan yang khusus antara kita namun kita tidak berani mengungkapkan satu sama lain sehingga kitapun tidak mengetahui kejelasan hubungan apa yang sedang kita lakukan saat ini? dan kita juga tidak berani menonjolkan hubungan kita pada semuanya, kadang kala Chi memergoki kita lagi mojok di kantin ataupun di perpustakaan, namun aku selalu mengelak akan kecurigaan Chili kepadaku, aku takut Chili kecewa sama aku karena aku tidak mengubris kata-katanya waktu itu tentang Fachrezy…aku tahu Chili begitu semata-mata hanya karena saying sama aku, dan dia takut aku kecewa, namun…maafkan aku Chi…hatiku tidak bisa di bohongi bahwa aku merasa nyaman tenang saat berada di dekat Ezy…
BAB.3
“ Kalian tahu nggak apa yang sedang aku pikirkan?” Tanya Hafzil pada kita yang sudah berada di coffe kecil dekat alun-alun kota sejak pulang sekolah, memang di antara kita yang paling terlihat bawel adalah Hafzil, sedangkan yang paling tegas dalam mengambil keputusan dan resiko adalah bang Oby, Chili… dia sangat lembut, dan dia mempunya sakit yang dia tidak pernah mau rasakan sakitnya, Fachrezy dia sangat tertutup, kadang di ajak becanda nggak nyambung dan di katain dudut, karena mungkin dia ingin menutupi apa yang ada pada dirinya atau apalah sehingga seolah-olah dia tidak mengetahui apapun meskipun dia mengetahuinya atau karena dia orang Sulawesi? Ach ntahlah, dan tentang aku sendiri aku tidak bisa menyimpulkan diriku , hanya merekalah yang tahu tentang aku yang sebenarnya, tapi hanya satu sifat aku yang cenderung kelihatan sama mereka adalah sifat cengangku yang tidak mau pergi…huft… “Emang kamu kamu kemana sich Zil…” Tanya bang Oby pada Hafzil… “ini bang…aku pengen banget kita jalan-jalan bareng ke pantai photo2 asik tuch, setuju nggak Vie…?” tanyanya padaku “ Wow…boleh juga tuch bang, setuju banget” sahutku “ Ech gimana kalo kita nyewa vila yang ada deket pantainya? Soal biaya biar aku yang nanggung…” tawar Ezy, ya…mentang2 orang berduit apapun tidak jadi masalah… “Ng…kayaknya kalo nginep aku nggak bisa ikutan…” dengan muka sedih Chi pun sangat menyesal… tanpa Tanya alasan kitapun tahu alasan Chi tidak bisa ikutan…kitapun saling menatap tanda berpikir akan solusinya…” Biar Vie yang hadepin Ortu Chi yach? Aku yang ijinin ntar…gimana?” dengan memeluk Chi aku mengharap Chi untuk mengangguk dan semua tersenyum kearah Chi tanda setuju dan akhirnya dia ikut tersenyum dan kita semua lega…
Tak terasa terealisasi juja keinginan kita ke pantai bareng-bareng…
“ Toassst…!!!” kita semua mengangkat softdrink kalengan yang sudah kita beli di minimarket sebelum kita menuju pantai… dan kitapun sama2 perpegangan tangan membentuk bundaran di pinggir api unggun kecil yang dinyalakan Oby tadi, tak terasa memang aura kita kuat sekali tidak ingin dipisahkan satu sama lain…sehinggak kitapun berikhar di pantai itu… “ kita berkumpul disini untuk mempererat persaudaraan kita…” bang oby pun membuka kalimat pembuka yang akhirnya aku tak kuasa menahan titik air mataku, karena aku tak pernah bisa menemukan kedamaian ini sebelumnya… aku janji pada diri aku sendiri aku akan tetap bersama mereka selamanya… “ KITA KASIH NAMA PERSAHABATAN KITA DENGAN NAMA ~CHITCHATZ~, JADI DI ANTARA KITA TIDAK BOLEH ADA RASA SALING SUKA/CINTA DI ANTARA KITA KECUALI HANYA RASA MENAYANGI SEBAGAI SAUDARA JUST IT… SETUJU…???” dengan nada lantangnya bang Oby kitapun sama-sama mengangguk walaupun dalam hati sedikit berontak, ntahlah apa yang ku rasakan juga dirasakan sama anggota lain aku juga tidak tahu, yang jelas saat ini aku sangat nyaman berada di tengah-tengah mereka…
“ Udahlah Ze…kita lupain semuanya…” kataku kepada Ezy yang dari tadi menyisiri pantai berdua…memang sejak kita mulai dekat dan backstreet dari semuannya kita ada panggilan sendiri yaitu panggilan sayang antara kita berdua ~Ze~ untuk Ezy dan ~Ve~ untukku ”Ve…its all about Us Ve please…” “tapi Ve nggak mau hal ini sampai terdengar oleh semuanya Ze…apa jadinya?” tiba-tiba Ezy memelukku “ I Love U Ve… I Love U…n thanks God I really Found my Girl Now…”
Sejak kejadian dipantai aku sering melamun sendiri, kadang saat kita ngumpul aku sering sekali mulai tidak nyambung dengan obrolan kita, karena ada rasa bersalah disitu, karena aku merasa telah mengkhianati mereka, dan terkadang juga tak terlihat Ezy saat kumpul bareng, ada aja alasan yang di buatnya, namun aku mulai paham dengan sifat yang dimiliki Zie… dia sangat benci dengan suatu komitmen yang merugikan dirinya, dan disini permasalahannya yang dirugikan adalah hatinya dan semua itu dinilai sangat membuang waktunya saja… “ Ech tadi aku liat bang Ezy di mall lho…” gossip Hafzil mulai membuat suasana yang tenang menjadi gaduh ada2 aja anak itu gumamku sendiri, ntah kenapa aku jadi penasaran, kenapa dia lebih memilih ke mall di banding untuk kumpul2 bareng? “ yaudahlah… biar saja itu khan hak dia khan…?” tanpa ambil pusing seperti biasanya bang Oby pun tenang dengan itu semua selama tidak merugikannya.. “ emang sama siapa?” mencoba memberanikan diriku untuk bertanya… “ kayaknya sich…sama cewek, ceweknya kali…” Hafzil pun menimpali pertanyaanku juga dengan nada yang nggak mau tahu “ ntahlah kenapa hati aku mulai gundah?” “ mungkin aja, soalnya khan memang dia kemarin udah bahas mau ada tamu yang datang dari Sulawesi gitu…ya mungkin aja…” timpal bang oby yang santai dengan menyeruput juice alpukat favoritnya… semakin tak keruan perasaanku ditambah lagi semalam hanphone dia nggak aktif nggak kayak biasanya…apa mungkin…?
Sesampai dirumah aku mencoba untuk menghubungi Ezy…dan disana ada nada sambung…ternyata aktif huft… “ ya hallo…” sapanya “Ze…?”~“iya Ve…ada apa sayang?” huft… tetap berwibawa nadanya tidak ada curiga sedikitpun… “ Ze tadi darimana? Kuq nggak ikut ngumpul? Ve juga nggak di kabarin?” nadaku sedikit manja curiga campur khawatir.. “ maaf ya Ve…keluarga aku ada yang datang jadi Ze harus anterin di jalan2 di Jakarta ini…maaf Ze nggak ngabarin Ve dulu, Ve nggak marah khan…” suaranya bikin aku tidak bisa untuk mengatakan ‘iya’ akupun lega banget dengan jawaban dia, dan aku bisa terlelap tidur tanpa khawatir lagi dan aku sangat percaya pada dia…terima kasih Tuhan kau kirimkan dia untukku yang sangat baik…(pikirku…saat ini)
Tak terasa kurang 1 bulan Ezy akan meninggalkan kota ini untuk kembali ke kota asalnya, dan perasaanku semakin tak bisa melepaskannya dan perasaanku sangat berat untuk long distant rasanya nggak bisa meskipun dia sudah janji nggak akan khianati hubungan kita dan dia akan kembali untukku hanya untukku…
“ Jaga diri kalian semua ya guys…” sungguh tak terasa waktu sangat singkat sekali, nggak percaya 30 menit lagi dia bakal terbang menuju kota asalnya dan meninggalkan kita semua beserta kenangan-kenangan yang ada… tak kuasa menahan tangisku, dan masa bodoh dengan penilaian semua… “kamu juga ya Zie kamu sering2 kasih kabar sama kita semua ok Man?” pinta bang Oby pada sahabat yang akan meninggalkannya “ Siap Bro!” kemudian kitapun saling berpelukan dan tidak lupa Ezy berpesan kepada Chi dan aku “ Chi…kamu harus kuat, jangan patah semangat dan jangan lupa minum obat yang teratur ya…?” dipeluklah Chi…dan kemudian Ezy kearahku yang dari tadi menahan tangis untuknya… “Vie…kurangi cengengnya ya…udah gede malu ach…” sambil memelukku dia berpbisik lirih kea rah telingaku “ I’LL Miz’n u so Much Ve…Ze selalu ada buat Ve…Love You Ve ku…” semakin tak tahan untuk menahan tangis… perlahan ku melepaskan pelukannya sambil tidak kuasa melepas jabatab tangannya… dan berlalulah dia semakin jauh dan semakin tak terlihat bayangannya…tak terasa bang Oby memeluk pundakku dari samping sambil berbisik ke arahku “ Yakinlah kalau kau yakin…yang kuat ya Vie…” ntah perasaan apa yang harusnya ada pada Bang Oby, curiga? Ntahlah mungkin dia sudah mengetahui dari gelagatku ataukah dia sudah dapat cerita dari Ezy? Nggak, Ezy nggak mungkin menceritakan ini, kerena dia sangat tertutup orangnya dan dia tidak mau pribadinya di ceritakan oleh orang lain walaupun orang kepercayaannya saja sangat sulit, dari itu dia tidak mau mencampurui urusan orang lain… C U.. Ze ku…semoga janjimu abadi untukku…n I’ts all about us…!!!
(BERSAMBUNG PART 5)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment