Powered By Blogger

Monday, April 11, 2011

KENANGAN TERINDAH



Dalam keheningan jiwa tersimpan kata untuk selalu mendapatkan kerinduan serta kedamaian yang abadi. Hak yang selalu didambakan oleh setiap orang yang mengabadikan perasaan cinta penuh kasih.

Seorang gadis 20 tahun yang telah bergelut di dunia exsekutif yang cukup berprestasi, sehingga dia layak mendapatkan posisi serta fasilitas yang memadahi. Termasuk fasilitas utama yaitu rumah yg ada di lingkungan perusahaan tersebut dia berhak untuk menempatinya.

Melanie Wijaya, nama gadis itu. Smart, friendly serta care dengan siapa yang berada di dekatnya tak terkecuali juru masak yang khusus melayani Melanie selama dia tinggal di situ.

Suatu ketika, Melani hendak mengganti model rambutnya yang menurut dia sudah panjang dan sudah tidak rapi lagi. Dia pergi tidak sendirian, namun di temani oleh Ibu Lia tukang masak itu.

Dengan kesederhanaan Melanie, dia bersedia di bonceng oleh Ibu Lia ke tukang potong dekat perusahaan. Ibu Lia menunjukkan Salon yang bisa di bilang baru dan sepertinya rame jadi terkesan bahwa tempat itu memang layak dan hasilnya bagus. Tanpa piker panjang, Melanie pun menyetujui untuk memotong rambutnya di tempat itu.

Di tempat itu dia mulai mengatakan model rambut yang sesuai dengan keinginannya, sekilas dia melihat sosok yang lain disitu yaitu seorang cowok yang aneh terlihat di kaca depannya. Terlihat cowok itu mondar mandir dengan melihat dirinya dengan senyuman. Melanie tetap cuek dan tidak menanggapi sama sekali.

Akhirnya proses pemangkasan rambut telah usai, Melanie menuju ke meja kasir. Terlihat di meja kasir seorang cowok yang dimaksudnya tadi. Berbaju merah dengan penampilan rapi dengan body yang atletis serta senyuman yang selalu mengembang ke arahnya. Dia mencoba menawarkan berbagai macam pelayanan salon tersebut kepadanya, namun Melanie enggan untuk berlama-lama disitu, dengan senyuman singkat dengan jawaban seadanya Melanipun berhasil lolos dari tempat itu dan menuju parkiran yang lumayan gredup karena pencahayaanya yg kurang krn hanya mengandalkan penerangan lampu jalan, dan disana telah siap Ibu Lia yang setia menunggunya hingga selesai.

“Hey tunggu!” terlihat sosok yang setengah berlarian keluar dari salon tersebut menuju kearah Melanie. Terlihat Melani bertanya-tanya apa ada yang kurang dengan totalan yang telah dibayarnya? “ Ada apa ya?” tanyanya penasaran. “ Tunggu ya.” Pinta cowo tersebut dengan menuju kearah mobil yang ada di sebelah tempat Ibu Lia memarkirkan sepedanya. “ Ini buat kamu,” terlihat cowok itu memberikan secarik kertas yang menyerupai kartu nama yang sangat sederhana berwarna hijau muda dengan tulisan hitam lengkap dengan Job dia disana sebagai apa. Tertera nama Wija Amaru sebagai intruktur aerobic,talen, model dll. Wija? yup itu nama yang tertera pada kartu nama tersebut. Kemudian merekapun berkenalan, ternyata Umur cowok tersebut 30 tahun. Melanie mengenalkan Ibu Lia sebagai Mamanya dan Wija pun tidak sungkan memuji Ibu Lia dihadapan Melanie. “Ok, hati2 dijalan. Buat Melanie jgn lupa Sms ya.” Pinta Cowok yang diketahui bernama Wija tersebut.

Malam hari, ntah apa yang di benak Melanie sehingga dia Sms Wija. Dari situ keintensitas waktu utuk saling tukar cerita by Sms pun berlanjut.

Minggu pertama Wija mengajak Melanie ke suatu Even, namun hal itu gagal karena Wija tidak berhasil menemukan alamat rumah dimana Melanie tinggal. Malah nyasar kemana-mana. Ntah itu alibi atau bukan.

Sore harinya sepulang dari Even Wija berusaha untuk mencari alamat Melanie dan kali ini berhasil dia temukan. Disana dia minta ijin kepada Ibu Lia yang berpura-pura sebagai Mama Melanie untuk mengajak jalan dan tidak akan lama.

Terlihat sopan sekali Wija memperlakukan Melanie. Tidak sadar mereka sudah sampai di suatu Rumah yang di depannya terdapat toko kecil beserta dua orang karyawannya.

Melanie kemudian melihat keadaan Rumah yang terkesan jarang sekali dibersihkan dan sangat samun, ntah itu perasaannya saja atau apa. Hanya terlihat lukisan seorang wanita paruh baya yang tersenyum.

Wija: “ Beliau Mama aku Mel, seperti yang aku ceritakan sebelumnya. Beliau tinggal di luar pulau dan aku sendiri disini dari aku menginjak dewasa,” jelas Wija kepada Melanie tanpa menunggu pertayaan dari Melanie. Perasaan Melanie sangat prihatin terhadap Wija yang notabene cowok yang jauh bdari ortu danharus bisa kemandiriannya selama ini.

Berselang 2 bulan dari pertemuan awal, mereka bertemu lagi untuk pertemuan yang kedua. Wija berpamitan kepada Melanie untuk berangkat ke Ibu kota selama 3 bulan demi karir dia. Dengan perasaan yang entahlah apa arti dari semua ini Melanie hanya berpesan agar menjaga dirinya disana.

Selama 3 bulan mereka sama sekali tidak pernah berhubungan dalam bentuk apapun itu ntah komunikasi via apapun telah terputus.

Pertemuan mereka kembali tidak sengaja ketika Melanie berbelanja di suatu Mini market dekat dengan Salon tempat dia bekerja. Terlihat dia menghampiri Melanie dengan sedikit ragu dan akhirnya mereka kembali berhubungan via tlp.

Minggu berikutnya Wija menawarkan kepada Melanie untuk hangout bareng untuk nonton. Lucunya lebih dari 2 bioskop yang tidak cocok dengan selera mereka, tentunya judul filmnya. Yang akhirnya mereka memutuskan untuk menonton di gedung Tua dengan film yang lumayan. Meskipun mereka harus menunggu setengah jam lagi untuk memasuki studio. Terlihat Wija membelikan jajanan kampung kepada Melanie. Ntah apa maksudnya. Melanie tanpa sungkan mengambil itu. Terlihat lahap Melanie menghabiskan jajanan itu, Melanie mencoba merogoh tas untuk mengambil tissue namun saying tissue ketinggalan di tas kerjanya dan lupa memindahkan karena terburu2.

Wija: “ Mel, punya tissue?” tanya Wija

Mel: “ Maaf gk ada,” terangnya gugup, takut dia menilainya wanita jorok

Wija: “ Lho? Masa cewe nggak bawa Mel?” tanyanya sedikit tersenyum menggoda, Melanipun tau apa maksud dia bertanya seperti itu.

Setelah mereka selesai menyantap jajanan itu di dalam mobil, kini mereka menuju studio yang telah siap memutarkan film untuk mereka.

Wija: “ Mel, sebentar ya km tunggu disini.” Pamid Wija.

Melanie merasakan suatu keganjilan disana dia melihat Wija nyamperin seorang cewek. Melanie hanya bisa cuek dan tidak terlalu di ambil hati. Karena perasaan itu memang belum cukup jauh buat Wija. Ntahlah Wija menganggap Melanie sebagai apa, terserah itu batin Melanie.

Dalam perjalanan pulang…

Wija: “ Filmnya kaya sinetron ya Mel?” komentar dirinya untuk film yang baru di tontonnya bersama Melanie.

Terlihat waktu semakin gelap dan tidak mungkin Melanie balik ke Rumah karena Rumah perusahaan itu akan otomatis ditutup dari jam 10 malam. Dan akhirnya terpaksa Melanie menginap di rumah Wija.

Wija: “ Mel, kamu pake baju ini. Km bobo dikamar aku. Aku bobo di sofa ok”

Terdengar suara ketukan pintu dari ruang tamu, dan ternyata beberapa teman Wija juga menginap di Rumahnya. Ntah Wija khawatir mereka tahu bahwa Wija mengajak seorang Wanita atau apa, sehingga dia meminta ijin agar tidur di sebelah Melanie dengan janji tidak akan terjadi apa2.

Dengan rasa khawatir Melanie tidak bisa tidur karena tidak nyaman berdampingan satu ranjang dengan seorang Pria asing, meskipun dia sudah kenal baik.

Wija: “Mel, km sekarang tidur. Aku keluar ya. Mudah2an temen2 aku sudah tidur. Good nite girl” dengan sedikit mengelus kepalaku diapun berlalu.

Melihat itu Melani berbelas kasihan kepada Wija. 2jam berselang Melanie melihat Wija tertidur pulas di atas sofa di Ruang keluarga. Dengan berbisik pelan Melanie mengijinkan Wija untuk tidur satu ranjang dengan dirinya dengan persyaratan di awal.

Pagi hari, Melanie bangun lebih aal daripada Wija. Melanie segera mengecek semua bajunya, karena dia sangat khawatir bila terjadi apa2 diantara mereka. Dilihatnya masih utuh dan posisi tidur yang rapi. Pelan2 Melanie penasaran dengan wajah yang di miliki Wija, dengan mendekati wajahnya Melanie melihat garis kasih disana yang Melanie ingin sekali untuk melindunginya dari apapun. Tanpa sadar Melanie mengelus rambut Wija dengan penuh kasih sayang. Dalam bathin Melanie hanya satu ‘ur not alone brotha, here im as ur sista or other of u, I do’. “Mel…,” panggil Wija kepada Melani yang ketahuan memperhatikan dirinya. Mereka beradu mata dan kemudian mereka saling peluk di ranjang tersebut dan Wija mencoba mencium Melanie. Namun Melanie berontak dengan mengucapkan kata2 yang berhubungan dengan Ibunya. Dan untunglah dia tersadar dan meminta maaf.

Dari pertemuan tersebut, ada sekitar 1,5 bulan mereka absent. Sampai akhirnya teman Melanie mengalami suatu musibah yang mengharuskan Melanie harus segera kesana, namun dengan siapa Melanie gugup yang akhirnya Melanie meminta bantuan kepada Wija.

Tanpa ragu Wija datang menjemput Melanie, namun di tengah perjalanan Wija menghentikan Mobilnya yang kemudian dia tiba2 memeluk badan Melanie erat dengan berbisik “ kangeen banget Mel” Melanie hanya bisa terdiam “ Mel, kebiasaan km aku kangen,” dengan mengarahkan tangannya kearah bibirku “ kamu selalu cium tangan aku setiap kali ketemu dan berpisah Mel,” akupun tersenyum.

Dari pertemuan yang kesekian, merekapun intens lagi. Melanie sudah tidak perduli dengan perasaannya kali ini, yang penting dia nyaman dengan sosok Wija. Hanya satu keinginan Melanie, untuk bisa bersama walaupun tanpa ikatan apapun. Karena Melanie menaruh kasih yang luar biasa terhadap Wija.

Kesekian kali Melanie menginap di Rumah Wija, karena Melanie sudah menganggap rumah Wija adalah rumahnya sendiri. Karena mereka sudah seperti saudara tidak sungkan Wija bercerita tentang semua hal yang terjadi dan sebaliknya. Malam hari seperti biasanya, tidur berdampingan dengan ketentuan syarat, namun malam itu hal yang semestinya tidak terjadi, terjadilah. Ntah kesalahan siapa disini. Mereka hanya bisa saling pandang. Wija pun memeluk Melanie dengan tangisan di pelukannya.

Pagi harinya Wija hanya meninggalkan secarik kertas bertuliskan ‘Mel, aku pergi dulu, tdi aku gk tega bangunin km. aku lihat km sangat lelah. I love u Mel, hv a nc weekend. Jaga rumah baik2 ya’ dari kata2 tersebut Melanoe merasakan posisinya dirumah itu sebagai seorang istri, namun semua itu salah, salah besar!

Siang itu Wija belum pulang. Melanie dengan cekatan membersihkan semua debu yang ada di rumah Wija dengan harapan Rumah itu bersih dan Wija nyaman tinggal disitu. Tanpa sengaja Melanie menemukan beberapa album dan Melanie membuka isinya tentang Foto2 keluarga dan karirnya.satu album kecil di meja kerjanya yang terdapat koleksi foto cewek2 dengan pose sexi2 disana, dan di temukanlah di balik foto mereka berdua(Wija&Mel) yang di pajang di dalam pigora oleh Wija, ternyata foto Wija bersama gadis lain yang sangat mesrah. Sangat terpukul namun semua itu tidak ada hak bagi Melanie untuk bertanya, karena Melanie bukan pacarnya. Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka? Gaya hubungan macam apa yang mereka lakukan? Sangat ironis sekali…

Bulan Romadhon telah tiba dimana mereka masih intens bertemu. Namun kali ini Wija tidak sungkan menunjukan beberapa SMS dari teman wanitanya, ataupun foto mesrahnya bersama cewek barunya yang terpasang di dompetnya. Melanie memujinya dan Melanie juga meminta foto mereka untuk menunjukkan betapa Melanie ikhlas bila Wija lebih memilih gadis lain daripada dirinya.

Sedikit demi sedikit Melanie menjauhkan diri dari ija setelah Melanie mengetahui bahwa Wija mempermainkan dirinya, atau apa maksudnya mengatakan semua itu? Apa dia lupa dengan semua yang dilakukannya terhadap Melanie? Masih punya perasaan kah? Tapi semua itu juga kesalahan Melanie yang hanya diam, yg membuat Wija menilai bahwa dia tidak berarti… (apakah memang seperti itu?)

Buka bersama, YUP kali ini mereka mempunyai rencana untuk buka bersama, sholat terawih dan sahur bareng. Disini sangat indah dirasa. Namun dari moment itu semua ada yang tidak terujudkan. Dosa mengalahkan segalanya. Mereka tetap manusia biasa… Wija dan Melanie.

Ada kesempatan dimana teman 1 kantor Melanie ingin sekali melihat film India, namun dia tidak bisa menyewa di rental dnegan alasan tidak mempunyai Ktp domisili. Dan akhirnya Melanie bertanya kepada Wija, kebetulan Wija menjadi salah satu member di suatu rental. Dan tanpa piker panjang Melanie di antarkan Wija ketempat itu.

Wija: “ Mel, mampir kerumah sebentar ya?” pinta Wija

Melanie: “ Jgn lama2 ya temen aku dh nungguin.” Pinta Melanie juga kepada Wija.

Janji tinggal janji, disana Melani turun dan duduk di sofa Rumah Wija, ntah perasaan kangen atau apa Melanie hanya membalas pelukan dan ciuman Wija dan berlanjut ke yang lainnya hingga pukul 8 malam dia baru keluar dari Rumah Wija. Melanie tidak berfikiran baha Wija sudah mempunyai cewek lain. Rasa sayang beserta ketulusan membuat Melanie tidak bisa marah dan menuntut hak kepada Wija. BODOH kah sikap Melanie??! Hanya kalian yang bisa menilai.

Dua bulan dari kejadian itu, Melanie mengalami suatu keganjilan pada kodisi kehatannya, ada apa? Mual beserta pening? Yup kalian bisa meraba hal apa yg terjadi.

Melani galau, bagaimana semua ini bisa terjadi? dia harus menuntut siapa? Semuanya hanya percuma bila Wija mengetahuinya toh hanya Melanie yang mempunyai perasaan. Melanie tidak mau hidup dengan orang yang tidak mencintainya. Lebih baik hidup sendiri dan melihat orang yang di cintainya berdampingan dengan gadis pilihannya. Ironis… Melanie hatimu sangat bijak…

Suatu pagi, Melani berusaha untuk mendatangi rumah Wija dan menyampaikan soal itu, ternyata jawabannya flat “ Mungkin kamu lagi banyak pikiran Mel, jadi siklus bulanan kamu terganggu, ok bentar ya aku mandi dulu…” pamidnya terburu2. Dari situ Melanie mengambil semua foto2 dirinya tak bersisa di rumah Wija. Dan Melanie memutuskan untuk kali ini saja mengijak Rumah ini. Melanie menangisi keadaan sekitar ruangan yang penuh kenangan bersama Wija. Setelah Wija selesai mandi. Melanie memeluk Wija dengan sedikit air mata namun Wija tidak mengetahuinya, “Mel, nanti pulang kesini ya?” pinta Wija. Akupun mengangguk dan tersenyum kearahnya. “ aku balik dulu ya, I Miss you much” dengan mengecup kening Wija dan mencium tangannya Melanie berlalu pergi dengan keduanya melaikan tangan. Melani hanya bisa menangis di dalam mobil. Melanie rela pergi dari kehidupan Wija demi mendapatkan gadis pilihannya. Wija pun tanpa sadar telah kehilangan wanita yang selama ini tulus menyayanginya… I LOVE U GOOD BYE!

………………………………………………….3 TAHUN KEMUDIAN…………………………………………..

Scl Network telah mempertemukan mereka kembali…

Disana mereka telah bertemu…

Wija masih penasaran dengan kondisi Melanie saat ini…

Namun Melanie sangat pintar menutupi semuanya, Melanie hanya menginnginkan Wija bahagia bersama pilihannya…

Suatu ketika, Melanie ingin mengetahui apakah Wija telah berubah atau tidak, Melanie mencoba mengingatkan kenangan2 mesrah yang pernah terjadi di antara mereka. Namun kekecewaan yang di dapat Melanie. Sama sekali tidak pernah berubah… karena nafsu masih hal yang utama baginya.

Melanie tidak pernah meminta apapun dari Wija, hanya satu pinta Melanie yaitu…

TETAPLAH ENGKAU ADA DI SAMPINGKU WITH OR WITHOUT ME, COZ I NEED UR SUPORT FOR OUR ANGEL HERE…

KAMI MASIH DI JALAN YANG BENAR UNTUK MENUNGGU KEPULANGANMU.

AKU IKHLASKAN ENGKAU UNTUK MENGEJAR IMPIANMU, NAMUN BILA ENGKAU SUDAH BOSAN, KEMBALILAH…’

KARENA KAMI TETAP MENGANGGAPMU DI HATI KAMI…

‘DADDY, WE’LL MISS YOU MUCH, CEPET PULANG DARI PERJALANAN JAUHMU, NAMUN JIKA ENGKAU MENIKMATI PERJALANANMU, INGAT 1 HAL DADDY, JANGAN PERNAH MERASA SENDIRI. KARENA ENGKAU SELALU HIDUP DIHATI KAMI… I LOVE YOU ANYMORE…’

its mine

its mine
http://auxelyachinta.blogspot.com/ and http://luvlyduncha.blogspot.com/